LUMAJANG, RINGSATU.Net – Memperingati HUT RI yang ke -79 merupakan momen eforia bagi seluruh warga Negara guna mengucapkan rasa syukur demi mengenang jasa-jasa para pahlawan.
Berbagai bentuk kegiatan pun dilaksanakan di setiap daerah, berbagai lomba hingga pawai dengan beraneka ragam pakaian adat yang digunakan demi menunjukkan persatuan dan kesatuan Bangsa bertanah air NKRI.
Namun sangat disayangkan, di tengah semaraknya acara demi menyambut hari kemerdekaan justru dinodai oleh salah seorang tukang parkir.
Salah seorang warga Desa Kloposawit, Kecamatan Candipuro, Lumajang, setempat mengeluh dengan adanya tukang parkir yang dinilai arogan, dengan meminta uang parkir meski kendaraan tidak dalam posisi diparkir.
Viralnya seorang oknum si tukang parkir tersebut berawal dari unggahan akun Facebook milik @fy di Group lapor Lumajang, Rabu (11/9/2024).
Di mana salah seorang warga Kloposawit hendak pulang dari tempatnya bekerja disalah satu pabrik dan sedang melewati area parkir.
Saat melewati salah satu parkir motor, Warga Kloposawit tersebut diberhentikan oleh si tukang parkir agar mau membayar uang parkir meski hanya sekedar lewat saja.
Warga tersebut sempat menjelaskan bahwa dirinya hanya kebetulan lewat dalam perjalanan pulang ke rumahnya yang tidak jauh dari lokasi.
Bahkan warga tersebut menunjukkan identitas dirinya seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) kepada tukang parkir, namun hal itu tidak dipedulikan oleh oknum penjaga parkir dan tetap harus membayar.
Tentunya hal tersebut menuai banyak protes dari nitizen yang berkomentar di beranda akun @fy tersebut.
Pejabate asline yo krungu tapi kok meneng ae… Ono opo yo… Kudu dipikir (pejabatnya aslinya dengar cuma kok diam saja,, kenapa ya,,, apa yang dipikirkan),” ujar salah satu komentar @ mbah faisol
“Sikaten wes lapo wedi lek penduduk kloposawit.. Bener pak polisi ora usah dikek i ijin, ,, jarno wes cek gak ono karnaval (sikat saja wes kenapa takut kalau warga kloposawit,,, benar polisi tidak kasih ijin biar kapok gak bisa mengadakan karnaval),” tambahnya.
Tidak berselang lama postingan akun @fy di group lapor lumajang sudah tidak muncul dan diduga dihapus lantaran viral dan takut jadi persoalan.
Tentunya perihal seperti ini harus mendapatkan perhatian khusus terutama dari Pemerintah Desa kloposawit dan PPHBN.