SUMENEP, RINGSATU.Net – Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep menyuarakan keprihatinannya terhadap krisis tenaga pendidik yang terjadi di wilayah kepulauan, pasca dilakukan mutasi oleh dinas pendidikan beberapa waktu sebelumnya.
Hal tersebut disampaikan oleh Komisi IV DPRD, melalui anggotanya H.Masdawi sesuai rapat koordinasi bersama Dinas Pendidikan yang bertempat di sekretariat komisi pada Senin, (8/7/2024).
Menurut H.Masdawi, Pihaknya mendesak dinas terkait untuk segera mengambil langkah konkret guna mengatasi permasalahan ini usai dirinya mendengar informasi akan minimnya tenaga pendidik di wilayah kepulauan seusai mutasi dari kepulauan ke daratan yang mencapai puluhan tenaga pendidik.
Komisi IV, H. Masdawi menyatakan bahwa krisis tenaga pendidik di kepulauan telah mencapai titik kritis yang mengancam kualitas pendidikan anak-anak di wilayah tersebut.
“Kita harus menyadari bahwa pendidikan adalah hak setiap anak, tanpa terkecuali. Kekurangan tenaga pendidik di kepulauan sangat memprihatinkan dan harus segera diatasi, salah satunya yang terjadi di wilayah Kecamatan Raas,” ungkap H.Masdawi.
Menurutnya, salah satu penyebab utama krisis ini adalah mutasi dan tingkat kedisiplinan guru untuk ditempatkan di daerah terpencil dan kepulauan.
“Banyak guru yang enggan mengajar di kepulauan karena faktor lokasi, maka dari itu hal tersebut menjadi tantangan besar yang harus kita pecahkan bersama,” tambahnya.
Oleh karenanya, Komisi IV meminta Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep untuk segera merancang strategi yang efektif guna meningkatkan kualitas pendidikan yang setara antara daratan dan kepulauan ini.
Dia menambahkan, kalau sekiranya tenaga pendidik yang dari daratan terkesan masih kurang disiplin dan sering bolos, apa salahnya kalau tenaga pendidik juga melibatkan dari warga Pulau sendiri.
“Sesuai dari tanggapan dari dinas pendidikan bahwa pihaknya akan segera mengambil langkah menyikapi persoalan tersebut. Tetapi, dinas terkait juga mempertimbangkan terkait masalah administrasi yang dinilai berkaitan dengan pihak-pihak lain.” Ungkapnya.
Sebelumnya, tersiar kabar minimnya tenaga pendidik yang mengancam dunia pendidikan di wilayah kepulauan. Bahkan, hal tersebut juga menimbulkan keprihatinan berbagai pihak terutama tokoh pemerhati pendidikan di wilayah kepulauan.
“Hal ini berpotensi akan menghancurkan sekolah-sekolah yang ada di kepulauan terutama yang berada di bawah naungan Dinas Pendidikan setempat,” ungkap salah satu tokoh kepulauan pada media ini sebelumnya.
“Ya paling tidak akan dilakukan Regrouping beberapa sekolah, karena faktor kekurangan tenaga pendidik dan kekurangan anak didik. Dan ini tidak main-main kalau dinas terkait tidak segera mengambil langkah. Melakukan mutasi Tenaga pendidik dari kepulauan ke daratan tanpa memberikan penggantinya.” Tutupnya.