Minta Tambahan Anggaran Rp. 1,2 Miliar Program Wirausaha Santri, Anggota DPRD: Output Program Santri Enterpreneur Tidak Jelas

FB IMG 1691751053819

SUMENEP, Ringsatu.net – Anggota Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Sumenep, Masdawi, mengevaluasi tambahan anggaran sebesar Rp. 1,2 Miliar yang di ajukan oleh Disbudporapar pada pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024.

Sementara Masdawi melihat Output dari program wirausaha santri pada 2023 dinilai masih belum jelas.

Bacaan Lainnya

“Untuk tahun 2024, kita harus melihat dulu output yang 2023, ada atau tidak, jelas atau tidak outputnya,” terang Anggota Komisi IV DPRD Sumenep itu, Jumat (4/8/2023) dikutip dari beberapa sumber.

Dikatakannya, program wirausaha santri atau santri entrepreneur jika tidak jelas, pihaknya minta hendaknya anggaran tersebut dipangkas dan dialokasikan untuk program lain saja.

Masdawi menekankan, agar program wirausaha santri itu jangan hanya dilakukan pelatihan tanpa kontinuitas dan aksi nyata karena hasilnya akan nihil.

Apalagi hanya rentang waktu kegiatan itu berbatas 2 hingga 3 hari saja sehingga tentu skill peserta tidak akan terasah secara maksimal.

“Selama dua tahun, dari 2022 dan 2023 ini output dari program santri enterpreneur sama sekali tidak jelas, jangan-jangan malah bukan santri yang diikutkan pelatihan,” tanya Masdawi.

Masdawi mengungkapkan, Komisi IV DPRD Sumenep juga menerima laporan bahwa ada beberapa peserta pelatihan santri enterpreneur lebih memilih untuk menjual peralatan yang diberikan sebagai bantuan.

Kata Komisi DPRD Sumenep IV ini, jika hal itu benar, maka akan memberikan sanksi agar oknum terkait dihapus dari keikutsertaan dalam program santri enterpreneur. Masdawi mengaku, bakal mengawasi dengan ketat terkait hal tersebut.

“Kami akan awasi dengan ketat. Perihal alat yang dijual, kami akan telusuri langsung, kalau ternyata benar maka kami minta hapus kepesertaannya,” tegas Masdawi.

Kepala Disbudporapar Sumenep, Mohammad Iksan, menanggapi atas sorotan anggota Komisi IV DPRD Sumenep, menyampaikan bahwa output program santri enterpreneur dapat terlihat dari beberapa produk yang dihasilkan, seperti batik dan blangkon meski belum maksimal.

Pelaksanaan program santri enterpreneur menurutnya juga turut melibatkan peran organisasi kepemudaan, seperti Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Sumenep, dalam menyasar para peserta.

“Meskipun tidak maksimal, tapi saya rasa ada outputnya. Memang produknya masih belum sampai di ekspor, tapi banyak peserta santri enterpreneur saat ini mulai membangun usahanya, berbekal apa yang didapatkan selama pelatihan”, Pungkasnya. (Red).

Pos terkait