SUMENEP, Ringsatu.net – Pembangunan proyek tangkis laut yang terletak di Desa Saur Saebus, Kecamatan Sapeken, Sumenep, Madura, Jawa Timur, dikeluhkan oleh warga setempat.
Pembangunan proyek yang diketahui dari Bantuan Keuangan Khusus (BKK) sebesar Rp. 300 juta dari sumber dana APBD Sumenep TA 2023 melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Sumenep ditengarai Proyek asal jadi dan dinilai tidak sesuai dengan mekanisme standar tangkis laut.
Menurut salah seorang warga, pembangunan proyek tangkis laut Desa Saur Saebus tidak seperti tangkis laut pada umumnya yaitu dengan sistem melengkung bukan tegak seperti tembok.
Warga menilai tangkis laut dengan sistem berdiri tegak diyakini tidak akan dapat bertahan lama bila diterpa ombak besar.
“Tangkis laut itu seperti tembok biasa tegak lurus, di mana-mana kalau tangkis laut temboknya melengkung biar ombak itu tidak langsung menampar temboknya”, Ujar salah seorang warga Sapeken yang enggan disebut namanya, Jumat (13/10/2023).
Di sampaikan juga, di lokasi proyek ada sebuah pohon besar yang diharapkan oleh masyarakat untuk ditebang agar tidak mengganggu pada proses pekerjaan konstruksi fisik tangkis laut.
Namun oleh tim pelaksana pohon tersebut tidak ditebang dan lebih memilih membelokkan arah Konstruksi fisik bangunan untuk menghindari pohon tersebut.
Tentu saja menurut warga akan mengurangi terhadap ketahanan tangkis laut itu sendiri dengan membiarkan akar pohon terus tumbuh berkembang yang berdampak buruk terhadap ketahanan bangunan fisik secara berkelanjutan.
“Pohon itu sudah tua dan pantas untuk ditebang, mungkin pelaksana malas untuk menebang sehingga dibiarkan begitu saja, pokoknya pekerjaan itu asal asalan”, terang dia.
Di waktu yang sama, salah seorang tim pelaksana pembangunan proyek tangkis laut Desa Saur Saebus bernama Badar, tidak banyak memberikan komentar saat dikonfirmasi oleh media ini bahkan terkesan tertutup.
“Cek saja kalau ke lokasi pak biar enak dan tahu seperti apa di lokasi ya”, Jawabnya singkat, Jumat (13/10/2023).
Badar yang juga dikenal salah seorang tim anggota DPRD Sumenep asal kepulauan sapeken, bungkam dan lebih memilih irit bicara saat ditanya Pembangunan proyek tangkis laut tersebut dari Program Pokok Pokok Pikiran (Pokir) apa Kelompok Masyarakat (Pokmas), sebab di papan prasasti tidak mencantumkan nama CV.
Sebagai leding sektor Dinas PUTR Sumenep media ini terus menggali informasi atas kejelasan proyek tersebut dengan menghubungi Kepala Bidangnya melalui via telepon pribadinya namun tidak dangkat meski teleponnya terdengar berdering, hingga berita ini dirilis. (surah/red)