SUMENEP, RINGSATU.net – Insiden kekerasan kini kembali terjadi terhadap para kuli tinta.
Kini insiden tersebut menimpa seorang oknum wartawan Detikzone.net berinisial Al yang berdomisili di Dusun Taroh, desa Ambunten Barat, Kecamatan Ambunten, Sumenep, Jawa Timur.
AI menjadi korban pemukulan hingga terluka dan bahkan percobaan pembunuhan dengan sebilah clurit yang dilakukan oleh 2 (Dua) orang bapak dan anak yang berprofesi sebagai guru ngaji.
Atas insiden tersebut AI melaporkan 2 oknum tersebut masing-masing bernama Maulid (Anak) dan Abdurahman (Bapak) dengan tanda bukti lapor LP LP/B/1/1/2024/SPLT/Polsek Ambunten.
Menurut pengakuan AI, insiden penganiayaan tersebut terjadi pada hari Selasa sekira pukul17:00 WIB.
Saat itu dirinya (AI) sedang menggendong anaknya yang masih bayi sedang rewel menangis terus, tiba-tiba ada mobil Suzuki Carry melintas di depan rumahnya dengan memblayer mobilnya sebanyak dua kali.
“Saat saya menggendong bayi yang rewel, tiba tiba ada mobil yang dikendarai Maulidi memblayer di depan rumah saya. Kemudian saya menyerahkan anak ke istri dan saya mengejar mobil tersebut dengan jarak kurang lebih 500 meter dari rumah dengan tujuan menanyakan apa maksud dan tujuan memblayer mobil,” kata AL.
Saat dirinya bertanya kepada terduga pelaku bernama Maulid, langsung dengan congkaknya dijawab arapa’ah ( mau apa), arapa’ah (mau apa.
“Tiba-tiba orang tua maulid yang bernama Abdurrahman langsung berlari ke arah saya dan langsung menendang dada hingga saya terjatuh terjatuh,” tuturnya.
Kaget diserang orang tua Maulid, Al kemudian mencoba bangun, namun lagi-lagi dibantai habis habisan oleh anak dan orang tua yang berprofesi sebagai guru ngaji tersebut hingga wajahnya terluka penuh darah.
“Abdurrahman dan Maulid ini menghajar wajah saya hingga luka berdarah di pelipis bagian kiri,” ungkapnya.
Bahkan, tutur Al, Maulid nekat mengeluarkan sebilah celurit namun ditahan oleh tetangganya.
“Bahkan saya sempat mau dibunuh pakai celurit untung dilerai orang,” pungkasnya.
Berkenan dengan itu, Pimred Detikzone.net Igusty Madani meminta kepada Kapolres Sumenep AKBP Edo Satya Kentriko dan Kasatreskrim Polres Sumenep untuk memberi atensi terhadap tindak pidana pengeroyokan biadab yang diduga dilakukan oleh 2 oknum guru ngaji.
“Wajib bagi Polres Sumenep untuk memberi atensi terhadap pelaporan wartawan saya yang telah menjadi korban kebiadaban oknum guru ngaji tersebut,” ungkapnya.
Igusty Madani menyebut perbuatan oknum guru ngaji yang tidak mengedepankan akhlak seperti itu sangat memalukan dan tidak patut dicontoh.
“Saya bersumpah, saya akan mengawal kasus ini hingga dia menerima ganjaran yang setimpal. Oknum guru ngaji macam apa jika bertindak layaknya preman seperti ini,” pungkasnya.
Terhadap para kedua terduga pelaku Ringsatu.net belum mempunyai akses untuk meminta keterangannya atas insiden yang terjadi, hingga berita ini dirilis. (red)